Kemandirian sederhananya dapat diartikan berdiri di atas
kaki sendiri. Artinya mampu berdiri tegak tanpa dibantu ataupun menggunakan alat
bantu. Kemandirian akan memunculkan rasa bangga dalam hati seseorang pun bagi
orang di sekelilingnya. Seorang mahasiswa yang mendapakan pekerjaan sampingan
sehingga tidak perlu dikirim uang lagi dari orang tuannya pasti akan muncul
rasa bangga dalam dirinya maupun orang tuanya. Seorang pasien yang telah lama
duduk di kursi roda dan kemudian sembuh, pasti akan merasa bangga karena tidak
perlu lagi dipapah dan menggunakan alat bantu.
Dalam konteks kebangsaan, Kemandirian suatu bangsa dapat
dilihat dari kemampuannya dalam mengelola masalah-masalah internal tanpa campur
tangan bangsa atau lembaga asing dan mampu berperan aktif dalam kancah
pergaulan antarbangsa, berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan, kemanusiaan, dan
keadilan. kemandirian tercermin dalam segala hal yang dapat dilakukan oleh anak
bangsa itu sendiri secara mandiri. Memenuhi kebutuhan pangan, kebutuhan
industri, perlengkapan militer dan sebagainya. Namun bukan berarti tidak berhubungan
dengan bangsa lain. Kita hidup dalam sistem global yang konsekuensinya adalah
saling bergantung dan saling berkait.
Harus diakui bahwa Indonesia masih jauh dari kata mandiri. Sebagian
besar produk masih menggunakan produk impor. Hal ini tidak terlepas dari
kemajuan Iptek Indonesia yang masih rendah. Kemandirian harus dimulai saat ini
juga dan secepatnya. Semakin menunda akan semakin dihinggapi rasa takut,
padahal negara-negara tetangga hampir dan bahkan sudah menyalip. Kemandirian
harus dimulai oleh pemerintah dan bukan rakyat. Artinya pemimpin harus
memberikan contoh sehingga yang dipimpin bisa meniru. Gampangnya seorang anak kecil tidak akan pernah bisa mengenakan
pakainnya sendiri jika tidak dicontohkan orang tuanya. Kemandirian yang
dicontohkan oleh sang penguasa cenderung akan mudah ditiru oleh masyarakat. Oleh
karenanya dibutuhkan sosok seorang pemimpin yang memberikan keteladanan dalam
hal kemandirian. Diantara tokoh-tokoh Indonesia adalah BJ Habibie dengan produk
pesawatnya. Namun sayang setiap penguasa negeri ini lebih suka membuat suatu
yang baru dibanding mengembangkan yang sudah ada. Sehingga sampai saat ini pun perusahaan
maskapai di Indonesia masih menggunakan produk luar.
Akhirnya saya hanya bisa mengatakan rasa banggalah yang mendorong
semangat nasioanalisme. Tidak ada rasa bangga maka tidak akan pernah ada
nasionalisme. Mari buat bangsa ini mandiri.
Oleh: Wira Sutirta | Ketua BKPK Wilayah DIY
Ilustrasi gambar dari www.parenting.co.id
No comments:
Post a Comment