‘KAWAH CANDRADIMUKA’
PEMIMPIN INDONESIA MASA DEPAN”
Jakarta, 24 Oktober 2011, Kader Bangsa Fellowship
Program (KBFP) merupakan sebuah program pelatihan untuk mempersiapkan pemimpin
muda Indonesia agar mampu menjawab tantangan perubahan secara cerdas.
Program
ini merupakan inisiatif yang muncul dari keprihatinan terhadap kondisi
kebangsaan. Berbagai tema tentang globalisasi, negara dan masyarakat sipil yang
diangkat dalam pelatihan ini tidak hanya disampaikan dalam bentuk paparan
narasumber, namun juga melalui audiensi dengan tokoh politik nasional. Secara
keseluruhan rangkaian acara KBFP kali ini berlangsung selama empat hari penuh
dan menjadi program regular dari Kader Bangsa Institute yang diselenggarakan
setiap tiga bulan sekali.
KBFP Angkatan II ini dibuka oleh Jend TNI (Purn) Luhut Pandjaitan. Duta Besar
Indonesia untuk Singapura pada masa kepemimpinan Presiden BJ Habibie ini
memaparkan bahwa ekonomi Indonesia saat ini pada dasarnya cukup prospektif. Hal
ini ditinjau dari tingginya Pendapatan Domestik Bruto (PDB), kecilnya rasio
utang, dan tingginya pertumbuhan kelas menengah. Jend TNI (Purn) Luhut
Pandjaitan mengaskan bahwa kepemimpinan adalah hal yang paling diperlukan untuk
memanfaatkan semua momentum ekonomi politik yang dimiliki oleh Indonesia saat
ini.
Pembicara yang mengisi seluruh sesi dalam KBFP antara lain Dr. Herry Priyono,
pengajar STF Driyarkara yang mengusung tema globalisasi ditengah dinamika
demokrasi dan fenomena negara bangsa. Tema ini dikaitkan pula dengan posisi
Indonesia saat ini ditengah dinamika global dan bagaimana menyiapkan generasi
Indonesia ke depan agar mampu menghadapi fenomena globalisasi secara cerdas tanpa
harus kehilangan jadi diri sebagai bangsa. Sementara itu telaah ekonomi makro
juga disampaikan untuk memperkuat pemahaman peserta pelatihan tentang dampat
glboalisasi terhadap ekonomi makro Indonesia. Tema ini disampaikan secara
komprehensif oleh Dr. Hendri Saparini, Direktur Eksekutif ECONIT.
Proses demokratisasi Indonesia juga menjadi bahasan penting dalam KBFP. Tema
reformasi militer dan demokratisasi di Indonesia disampaikan Letjen TNI (Purn)
Agus Widjojo. Dalam bahasan ini disampaikan bahwa perjalanan demokrasi
Indonesia tidak dapat lepas dari ‘legowonya’ militer dalam mengawal proses
demokratisasi di Indonesia. Proses demokratisasi ini kemudian diperdalam dari
sisi sosio-kultural oleh Dr. Muslim Abdurrahman. Menurut Dr. Muslim
Abdurrahman, sisi sosio-kultural masyarakat Indonesia juga menjadi variabel
penting dalam proses demorkratisasi yang sedang berjalan di Indonesia.
Selain beberapa pembicara diatas, turut hadir pula beberapa pembicara lain
seperti Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa yang memaparkan
berbagai isu tentang gerakan sosial dan pemberdayaan perempuan, Wakil
Koordinator ICW Lucky Djani yang mengupas persoalan korupsi yang masih menjadi
momok bagi Indonesia, Guru Besa Ilmu Politik Universitas Airlanga Prof. Dr.
Kacung Maridjan yang memaparkan tentang desain institusional untuk mengawal
transisi reformasi di Indonesia, dan Dr Yudi Latief yang memaparkan tentang
pentingnya merawat kebhinekaan dan kebangsaan yang menjadi kunci eksistensi
NKRI ditengah pusaran globalisasi.
Sumber: KaderBangsa.org >> Program ini dilaksanakan secara rutin setiap 3 bulan dan tanpa dipungut biaya. Bagi kamu yang berminat bisa mendaftar disini.
No comments:
Post a Comment